Bahasa Indonesia

Bila anda melakukan perjalanan dari kota Palangkaraya sampai ke kota Nangabulik, ibukota kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah, anda akan melihat lanskap tunggal berupa perkebunan sawit.

Perluasan perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah mengubah perempuan kehilangan tanah dan membeli makanan yang tumbuh di atas tanah mereka sendiri. Mereka menjadi tenaga kerja murah di perusahaan perkebunan, tanpa keselamatan dan perlindungan kesehatan yang memadai.

Para perempuan menderita berbagai jenis kekerasan yang dilakukan oleh majikan perusahaan perkebunan kelapa sawit, pasukan keamanan, polisi dan militer, yang kemudian memperkuat patriarki serta peran serta dalam hubungan mereka dengan masyarakat pada umumnya.

Kenapa tinjauan singkat tentang PES, atau pembayaran untuk “jasa lingkungan”?

Selama lebih dari dua dekade, industri perkebunan (ITPs), khususnya yang berskala besar, dikelola secara intensif, penanaman monokultur seumur, kebanyakan jenis tumbuhan eksotis cepat tumbuh seperti ekaliptus, cemara dan jenis akasia, tapi juga karet dan kelapa sawit, semua yang diperuntukkan di industri penghasil kertas, minyak kelapa sawit dan produk karet, telah emperluas wilayahnya di belahan dunia bagian Selatan sebanyak empat kali lipat.