Perjuangan perempuan dalam mempertahankan hutan dan kehidupan

Gambar
8March2024
Asosiasi perempuan Afrise, di Kamerun.

8 Maret – Hari Perempuan Internasional

Perjuangan perempuan dalam mempertahankan hutan dan kehidupan

Pada tanggal 8 Maret ini, pada Hari Perempuan Internasional, kami ingin berbagi beberapa materi yang menyoroti peran penting feminisme dan perjuangan perempuan dalam mempertahankan hutan dan kehidupan.

Dalam konteks global yang semakin mengkhawatirkan, kapitalisme “hijau” telah berkembang menjadi kekerasan dan kemunafikan, sehingga perjuangan perempuan dalam mengupayakan perlawanan terhadap serangan ini adalah sebuah mercusuar dan harapan yang menunjukkan cara-cara yang dapat kita upayakan agar kehidupan dapat bertahan. Beberapa kontribusi dari perjuangan ini dapat terlihat dari terbentuknya beerbagai organisasi kolektif, pengalaman dalam perlawanan terhadap proyek-proyek yang merusak, dan apresiasi terhadap kegiatan pengasuhan dan reproduksi yang menopang kehidupan masyarakat.

Dengan mengetahui dan memahami perjuangan perempuan, kita bisa melihat dengan lebih jelas bagaimana kapitalisme saat ini – yang telah semakin brutal menyerang dan menghancurkan berbagai wilayah– menyiratkan eksploitasi kolonial berkelanjutan; dan eksploitasi ini sarat dengan rasisme dan penindasan patriarki terhadap perempuan. Kapitalisme menerapkan pembagian kerja secara seksual dan mengekang perempuan untuk menguasai suatu komunitas dan wilayah.

Untuk menggali perspektif ini lebih dalam, kami mengundang Anda untuk menelusuri cerita dan refleksi perempuan-perempuan di Indonesia, Meksiko dan Uganda, serta negara-negara lainnya.

Salam solidaritas,

Tim Sekretariat WRM

Podcast: Perempuan di pesisir Chiapas menentang kelapa sawit

Di negara bagian Chiapas, di Meksiko selatan, organisasi-organisasi perempuan menolak serbuan tanaman monokultur yang menyerang tanah mereka dan menyebabkan kelangkaan, bahkan pencemaran air.

Geliat Perempuan Dayak Menjaga Hutan di Kalimantan Tengah

This article tells the story of a women group in Kalimantan called “Hurung Hapakat”, which means “Working Together”. Collectively, and against serious repression, they have reclaimed some land from oil palm plantations in order to also reclaim their food sovereignty, dignity and wisdom. And they are not alone.

Uganda: Menolak industri perkebunan kelapa sawit

Di Kepulauan Buvuma di Uganda, masyarakat menentang perluasan perkebunan kelapa sawit industri.